Tuesday, September 17, 2019

Membimbing Mendidik Anak Pasal 4 bagian 2

Ajar Mereka untuk Menjadi Penolong Sejak Kecil.

Sejak kecil anak-anak harus diajar untuk menjadi seorang penolong. Segera setelah kekuatan dan kuasa berpikir telah dikembangkan dengan cukup, ia harus diberi tugas untuk dilaksanakan di dalam rumah tangga. Ia harus diberi dorongan untuk berusaha menolong bapa dan ibu, diberi dorongan untuk menyangkal dan mengendalikan diri sendiri, untuk menjadikan kepentingan dan kebahagiaan orang lain lebih utama daripada kepentingannya sendiri, untuk menunggu-nunggu kesempatan untuk menggembirakan dan menolong saudara-saudara dan teman-teman bermain, dan menunjukkan kebajikan kepada orang yang sudah lanjut usia, yang sakit, dan yang malang. Lebih sempurna roh pelayanan yang sejati itu memenuhi rumah tangga, maka akan lebih sempurna hal itu akan dikembangkan di dalam hidup anak-anak. Mereka akan belajar untuk memperoleh kebahagiaan di dalam pelayanan dan berkorban bagi kebajikan orang lain.17 Para orang tua, tolonglah anak-anakmu untuk melakukan kehendak Allah dengan menjadi setia di dalam melakukan tugas-tugas yang sebenarnya menjadi bagian mereka sebagai anggota keluarga. Hal ini akan memberikan kepada mereka suatu pengalaman yang amat berguna. Itu akan mengajar mereka bahwa mereka tidak boleh memusatkan pikiran mereka kepada diri mereka sendiri, melakukan kesenangan mereka sendiri, atau menyenangkan diri mereka sendiri. Dengan sabar didik mereka untuk melaksanakan bagian mereka di dalam lingkungan kekeluargaan.18 Bentuk Tabiat Melalui Perhatian dalam Hal-hal yang Kecil, yang Sering Diulang-ulangi. Para orang tua, di dalam mendidik anak-anakmu, ambillah pelajaran-pelajaran yang telah diberikan Allah di dalam alam. Jikalau engkau mau memelihara sekuntum bunga mawar atau bunga bakung, bagaimanakah engkau akan mengerjakannya? Tanyalah tukang kebun bagaimana caranya ia menjadikan setiap cabang dan setiap helai daun bertumbuh dengan indahnya, dan memperkembangkannya dengan begitu sepadan dan elok. Ia akan menceritakan kepadamu bahwa bukanlah dengan jamahan-jamahan yang kasar, bukan dengan usaha yang kejam; karena hal ini hanyalah akan mematahkan cabang-cabang yang lembut itu. Dengan memberikan per-hatian terhadap perkara-perkara yang kecil, yang diulang-ulangi dengan sering. Ia sirami tanahnya dan lindungi tanaman yang sedang bertumbuh itu dari angin yang keras dan dari teriknya sinar matahari, dan Allah membuat mereka bertumbuh dan berkembang dengan indahnya. Di dalam memperlakukan anak-anakmu, ikutilah cara dari tukang kebun. Oleh jamahan yang lemah lembut, oleh pelayanan yang penuh kasih sayang, berusahalah untuk membentuk tabiat mereka sesuai dengan pola tabiat Kristus.19 Berikan Perhatian Terhadap Perkara yang Kecil-kecil. Betapa suatu kesalahan yang besar telah diperbuat di dalam mendidik anak-anak dan orang muda, dengan menganak-emaskan dan memanjakan mereka! Mereka jadi mementingkan diri, tidak rapi, dan kekurangan tenaga di dalam perkara perkara kecil di dalam hidup mereka. Mereka tidak dilatih untuk memperoleh kekuatan tabiat dengan melaksanakan tugas sehari-hari, betapapun tampaknya remeh adanya.... Tidak seorangpun akan disanggupkan bagi pekerjaan yang besar dan penting, kecuali ia telah setia di dalam melaksanakan pekerjaan yang kecil-kecil. Secara bertahapan tabiat dibentuk, dan bahwa jiwa itu dilatih untuk menghasilkan usaha dan tenaga sebanding dengan tugas yang harus dilaksanakan.20 Anak-anak yang Berbakat Memerlukan Pengawasan yang Lebih Besar. Kita harus menjelaskan kepada pikiran anak-anak kita bahwa mereka bukanlah milik mereka sendiri, untuk pergi dan datang, dan berpakaian dan bertindak mcnurut kemauan mereka.... Jikalau mereka memiliki penarikan pribadi dan kesanggupan-kesanggupan yang luar biasa, maka pengawasan yang lebih tekun harus diadakan di dalam mendidik mereka agar jangan segala pemberian ini diubahkan menjadi suatu kutuk, dan digunakan demikian rupa sehingga tidak akan menyanggupkan mereka untuk menghadapi kenyataan-kenyataan dalam hidup ini, dan melalui pujian dan kesia-siaan dan sifat suka mempertontonkan, mereka akan menjadi tidak layak untuk memperoleh suatu kehidupan yang lebih baik.21 Jauhkan Diri dari Perhatian yang Tidak Perlu-atau Pujian yang Palsu. Tunjukkan sedikit saja perhatian kepada anak-anak. Biarlah mereka belajar untuk menggembirakan diri. Jangan pertontonkan mereka di hadapan tetamu sebagai seorang yang sangat pintar dan bijaksana, melainkan biarkan rnereka sedapat-dapatnya kepada kesederhanaan masa.kanak-kanak mereka. Salah satu sebab utama mengapa begitu banyak anak-anak menjadi sombong, dan berani dan tidak bersikap hormat adalah karena mereka diperhatikan dan dipuji terlalu banyak, dan ucapan-ucapan mereka yang tajam dan menusuk diulang-ulangi pada pendengaran mereka. Usahakan agar kita tidak mengeritik mereka dengan tidak sepatutnya, dan jangan pula memberian pujian yang berlebih-lebihan. Setan akan dengan segera menaburkan benih yang jahat di dalam hati mereka, dan engkau jangan membantu dia di dalam pekerjaannya.22 Membaca bagi Anak-anakmu. Para bapa dan ibu, carilah segala pertolongan yang engkau bisa peroleh dengan mempelajari buku-buku dan bahan bacaan. Ambil waktu untuk membaca bagi anak-anakmu.... Bentuklah suatu lingkaran pembacaan di dalam rumah tangga, di mana setiap anggota keluarga mengesampingkan segala kesibukan mereka, dan bersatu dalam belajar. Terutama sekali anak-anak muda yang telah terbiasa membaca buku-buku novel dan buku-buku cerita yang murahan akan memperoleh manfaat dengan mengikuti pelajaran yang diadakan di dalam lingkungan rumah tangga pada waktu malam.23 "Didik," Jangan "Katakan." Kepada orang tua telah dipercayakan pekerjaan yang besar untuk mendidik dan melatih anak-anak mereka untuk kehidupan yang kekal masa mendatang. Banyak bapa dan ibu seolah-olah berpikir bahwa jikalau mereka telah memberikan makanan dan akaian kepada anak-anak mereka, mereka telah melaksanakan tugas mereka. Mereka terlalu sibuk dengan usaha dan kepelesiran mereka sehingga tidak menjadikan pekerjaan mendidik anak-anak mereka sebagai sesuatu yang harus mereka pelajari di dalam hidup mereka. Mereka tidak berusaha untuk mendidik anak-anak mereka sehingga mereka ini akan menggunakan bakat-bakat mereka untuk kemuliaan Penebus mereka. Salomo tidaklah berkata, "Katakan kepada seorang anak tentang jalan yang harus ia tempuh, dan bilamana ia sudah tua, maka ia tidak akan berpaling daripadanya." Melainkan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu."24 Didik Agar dapat Mengendalikan Diri. Tidak ada pekerjaan yang pernah dilakukan oleh manusia yang memerlukan keahlian dan perhatian yang lebih besar selain daripada mendidik dan melatih anak-anak dan orang muda dengan sepatutnya. Tidak ada pengaruh-pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh yang mengelilingi kita pada masa kecil kita.... Sifat manusia ada tiga rangkap, dan pendidikan yang dikemukakan oleh Salomo mencakup perkembangan yang benar dari kuasa jasmani, pikirani, dan akhlak. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan sebenarnya, para orang tua dan guru itu sendiri mengerti "jalan yang patut baginya." Hal ini mencakup lebih daripada suatu pengetahuan dari buku-buku atau pelajaran-pelajaran di sekolah. Itu mencakup soal dipraktekkannya sifat bertarak, manis budi persaudaraan, dan peribadatan; dilaksanakannya tugas terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia, dan terhadap Allah. Pendidikan anak harus dilaksanakan dengan satu prinsip yang berbeda daripada cara mendidik binatang yang tidak berakal. Binatang harus sekedar dibiasakan untuk menurut kepada majikannya, tetapi seorang anak harus diajar untuk mengendalikan dirinya sendiri. Kemauannya harus dididik untuk menurut kepada perintah akal pikiran dan hati nurani. Seorang anak bisa saja didisiplin demikian rupa sehingga, seperti seekor binatang, tidak lagi mempunyai kemauannya sendiri, dan ke pribadiannya hilang di dalam kepribadian gurunya. Pendidikan seperti ini tidaklah-bijaksana, dan pengaruhnya amat membahayakan. Anak-anak yang dididik dengan cara demikian akan menderita kekurangan dalam sikap yang teguh dan dalam mengambil keputusan. Mereka tidak diajar untuk bertindak menurut prinsip; kuasa berpikir mereka tidak dikuatkan melalui penggunaannya. Sedapat-dapatnya, setiap anak harus dilatih untu bersandar kepada dirinya sendiri. Dengan digunakannya setiap kesanggupan yang ada, maka ia akan belajar di dalam hal apa ia paling kuat dan dalam hal apa ia mempunyai kekurangan. Seorang pendidik yang bijaksana akan memberikan perhatian yang khusus kepada perkembangan sifat yang lebih lemah, agar anak itu bisa membentuk tabiat yang seimbang dan serasi
1. Naskah 5, 1896 2. Review and Herald, 15 Sept. 1891 3. Pacific Health Journal, Januari, 1890 4. Signs of the Times 9 Peb. 1882 5. Fundamental of Christian Educatin, hlm. 442 6. Letter 28, 1890 7. Naskah, 33, 1909 8. Testimonies for the Church Jilid I hal 390 10. Counsels to Parents, Teacher and Students, hlm. 73. 11. Idem, hlm. 146. 12. Idem, hlm. 186, 187. 13. Signs of the Times, 13 Agust. 1896

Membimbing Mendidik Anak Pasal 4 bagian 1

Metode dan Buku Pelajaran PASAL 4
Metode Mengajar Pemerintahan Orang Tua Harus Menjadi Suatu Bahan Pelajaran.

Pekerjaan orang tua jarang dilaksanakan sebagaimana mestinya.... Para orang tua, sudahkah engkau mempelajari pemerintahan orang tua agar engkau dapat dengan bijaksana mendidik kemauan dan perasaan anak-anakmu? Ajarlah ranting-ranting yang masih muda ini untuk bergantung kepada Allah. Tidaklah cukup bagimu sekedar berkata, Lakukanlah ini, atau, Buatlah itu, dan kemudian sama sekali mengabaikan dan melupakan apa yang telah engkau perintahkan itu, dan anak.anakpun tidak peduli untuk melaksanakan perintahmu itu. Sediakan jalan bagi anakmu untuk menurut perintahmu dengan hati yang senang, ajarlah ranting-ranting yang muda itu bergantung kepada Yesus.... Ajarlah mereka untuk meminta pertolongan kepada Tuhan di dalam perkara-perkara yang kecil dalam kehidupan; untuk menyadari dengan sepenuhnya akan tugas-tugas yang kecil yang harus dilaksanakan; supaya menjadi berguna di dalam rumah tangga. Jikalau kamu tidak mendidik mereka, maka ada satu yang mau untuk mendidiknya, oleh karena setan selalu menunggu-nunggu kesempatan untuk menaburkan benih-benih lalang di dalam hati' Hadapi Tugas dengan Roh yang Tenang dan Hati yang Penuh Kasih. Saudariku, sudahkah Allah mempercayakan kepadamu satu tugas sebagai seorang ibu? . . . Engkau perlu mempelajari metode yang benar dan memperoleh cara-cara untuk mendidik anak-anakmu yang masih kecil, agar supaya mereka dapat memeliharakan jalan Tuhan. Engkau perlu untuk selalu berusaha memperoleh taraf yang tertinggi daripada perkembangan pikiran dan jiwa, agar engkau dapat menghadapi tugas mendidik dan melatih anak-anakmu dengan satu roh yang tenang dan satu hati yang penuh kasih; agar engkau dapat mempengaruhi mereka dengan cita-cita yang suci, dan memperkembangkan di dalam diri mereka suatu kesukaan terhadap perkara-perkara yang jujur, bersih dan suci. Sebagai seorang anak Allah yang rendah hati, belajarlah di dalam sekolah Kristus; berusahalah senantiasa untuk memperbaiki kesanggupanmu, agar engkau dapat melaksanakan pekerjaan yang lengkap dan sempurna di dalam rumah tangga, baik oleh pengajaran dan teladan.2 Pengaruh Suatu Pembawaan yang Tenang dan Lemah Lembut. Sedikit saja orang yang menyadari pengaruh suatu pembawaan hidup yang lemah lembut dan teguh, sekalipun di dalam hal memelihara seorang bayi. Ibu atau pengasuh yang tidak sabar dan pemarah dapat menimbulkan kegelisahan di dalam diri anak yang ada di atas pangkuannya, sedangkan suatu pembawaan yang lemah lembut cenderung untuk menenangkan syaraf anak yang kecil itu.3 Teori-teori Harus Diuji. Mempelajari buku-buku hanyalah memberikan sedikit manfaat, kecuali buah-buah pikiran yang diperolehnya dapat diterapkan di dalam kehidupan yang praktis. Namun demikian usul-usul orang lain yang paling berharga sekalipun janganlah dituruti tanpa dipikirkan dan disaring lebih dulu. Sekaliannya itu boleh jadi tidak akan dapat disesuaikan dengan cara yang sama kepada keadaan dari setiap ibu, atau kepada sifat serta kecenderungan yang tertentu daripada setiap anak yang ada di dalam keluarga. Biarlah ibu mempelajari dengan saksama pengalaman orang lain, perhatian perbedaan antara metode mereka dengan metodenya sendiri, dan dengan teliti menguji cara-cara yang nampaknya amat berguna.4 Metode yang Digunakan Zaman Dulu. Dari sejak zaman dahulu kala orang-orang yang setia di kalangan bangsa Israel telah memberikan perhatian yang dalam terhadap soal pendidikan. Tuhan telah memerintahkan agar anak-anak, bahkan semenjak masa bayinya, harus diajar tentang kebajikan-Nya dan kebesaran-Nya, terutama sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam hukum-Nya dan ditunjukkan di dalam sejarah bangsa Israel. Melalui nyanyian dan doa, dan pelajaran-pelajaran dari Kitab Suci, yang disesuaikan kepada pikiran yang baru saja terbuka itu, para bapa dan ibu harus mengajar anak-anak mereka bahwa hukum Allah itu adalah suatu pernyataara tabiat-Nya, dan bahwa apabila mereka menerima prinsip-prinsip daripada hukum itu ke dalam hati mereka, maka peta Allah akan tertanam di dalam pikiran dan jiwa. Baik di dalam sekolah dan rumah tangga, banyak daripada pengajaran itu diberikan secara lisan, tetapi anak-anak muda juga diajar untuk membaca tulisan Ibrani; dan gulungan-gulungan kitab Perjanjian Lama terbuka untuk mereka pelajari.5 Ajarlah dengan Manis Budi dan Kasih. Adalah merupakan pekerjaan khusus daripada para bapa dan ibu untuk mengajar anak-anak mereka dengan manis budi dan kasih. Mereka harus menunjukkan bahwa sebagai orang tua mereka adalah orang-orang yang harus memegang kendali, dan memerintah, dan bukan untuk diperintah oleh anak-anak mereka. Mereka harus mengajarkan bahwa penurutan dituntut dari mereka.6 Roh yang gelisah dengan sendirinya cenderung untuk berbuat yang tidak baik; pikiran yang aktif, jikalau tidak diisi oleh perkara-perkara yang lebih baik, akan memperhatikan apa yang akan diusulkan oleh setan. Anakanak perlu . . . untuk diajar, dituntun di jalan yang selamat, dilindungi dari kejahatan, dimenangkan oleh sifat manis budi, dan diteguhkan dalam perbuatan yang baik.7 Para bapa dan ibu, engkau mempunyai suatu tugas yang khidmat untuk dilaksanakan. Keselamatan kekal daripada anak-anakmu bergantung atas tindakan-tindakan yang engkau lakukan. Bagaimanakah engkau dapat dengan berhasil mendidik anak-anakmu? Bukan dengan marah-marah, karena itu tidak berguna. Berbicaralah kepada anak-anakmu seolah-olah engkau mempunyai kepercayaan di dalam pemikiran mereka. Perlakukan mereka dengan manis budi, lemah lembut, dan dengan kasih. Ceritakan kepada mereka apa yang dikehendaki Allah untuk mereka kerjakan. Katakan kepada mereka bahwa Allah mau agar mereka dididik dan dilatih untuk menjadi orang-orang yang akan bekerja sama dengan Dia. Bilamana engkau melaksanakan bagianmu, maka engkau dapat berharap bahwa Tuhan akan melaksanakan bagian-Nya.8 Ambil Waktu untuk Bertukar Pikiran. Setiap ibu harus mengambil waktu untuk bertukar pikiran dengan anak-anaknya, untuk memperbaiki kesalahan mereka, dan dengan sabar mengajarkan kepada mereka jalan yang benar.9 Lakukan Cara yang Berbeda-beda dalam Mendidik. Sikap yang amat berhati-hati harus dimiliki dalam mendidik anak-anak muda, untuk mengadakan perubahan dalam cara mendidik sedemikian rupa sehingga akan menyebabkan digunakannya kuasa pikiran yang tinggi dan agung itu.... Hanya sedikit saja yang menyadari kebutuhan yang terutama daripada pikiran, dan bagaimana menuntun pikiran yang sedang berkembang, kuasa berpikir dan perasaan yang sedang bertumbuh daripada anak-anak muda itu. Ajarkan Pelajaran-pelajaran yang Pertama di Alam Terbuka. Para ibu, biarkanlah anak-anak kecil bermain di alam terbuka; biarlah mereka mendengarkan nyanyian-nyanyian burung dan belajar akan kasih Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam hasil kerja-Nya yang indah itu. Ajarkanlah kepada mereka pelajaran-pelajaran yang sederhana dari buku alam dan perkara-perkara yang ada hubungan dengan semuanya itu; dan apabila pikiran mereka mulai meluas, pelajaran-pelajaran dari buku-buku bisa ditambahkan dan ditanamkan dengan teguh di dalam ingatan mereka." Mengusahakan kebun adalah pekerjaan yang baik bagi anak-anak dan orang muda. Hal itu membawa mereka ke dalam hubungan yang langsung dengan alam dan Allahnya alam. Dan agar supaya mereka memperoleh keuntungan ini, sedapat-dapatnya harus ada, yang berhubungan dengan sekolah kita, taman bunga yang luas dan tanah untuk bertani yang luas. Satu pendidikan di tengah-tengah keadaan lingkungan seperti ini adalah sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan Allah untuk menjadi pelajaran bagi orang muda.... Kepada anak-anak dan orang muda yang gugup, yang mendapati bahwa pelajaran-pelajaran dari buku itu meletihkan dan sukar untuk diingat, hal ini terutama sekali menguntungkan. Terdapat kesehatan dan kebahagiaan bagi dia di dalam mempelajari alam; dan kesan yang diadakannya tidak akan pudar dari pikirannya, oleh karena sekaliannya itu berhubungan dengan benda yang senantiasa ada di hadapan matanya.12 Jadikan Pelajaran-pelajaran Itu Singkat dan Menarik. Bilamana para orang tua dengan tekun melaksanakan tugas mereka, sambil memberikannya dengan terperinci, dan keterangan demi keterangan, dan menjadikan pelajaran-pelajaran itu singkat dan menarik, dan mengajar mereka bukan hanya oleh pengajaran tetapi juga dengan suri teladan, maka Tuhan akan bekerja sama dengan usaha mereka dan menjadikan mereka sebagai guru-guru yang mantap.l3 "Katakan Itu dengan Sederhana; Seringlah Katakan Itu." Mereka yang mengajar anak-anak harus menjauhkan diri dari pembicaraan yang membosankan. Kata-kata yang singkat dan langsung kepada tujuannya akan memberikan suatu pengaruh yang menggembirakan. Jikalau ada banyak hal yang harus dikatakan, berikan itu dengan singkat tetapi sering diulang-ulangi. Sedikit kata-kata yang menarik sekali-sekali, akan lebih berguna daripada menceritakannya semua dengan sekaligus. Pembicaraan-pembicaraan yang panjang akan membebani pikiran anak-anak yang masih kecil itu Terlalu banyak kata-kata akan menjadikan mereka merasa muak sekalipun terhadap pelajaran-pelajaran rohani, sebagaimana halnya makan terlalu banyak akan membebani perut dan mengurangi selera makan, dan menjadikan mereka muak terhadap makanan. Pikiran manusia bisa dibebani oleh pembicaraan yang terlalu banyak.14 Berikan Dorongan untuk Berpikir Sendiri. Sementara anak-anak dan orang muda memperoleh suatu pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan dari para guru dan buku, biarlah mereka belajar untuk menarik pelajaran dan memahami kebenaran itu dengan diri mereka sendiri. Di dalam pekerjaan mereka berkebun, tanyai mereka tentang apa yang telah mereka pelajari dari hal pemeliharaan tanaman itu. Apabila mereka memandang ke suatu pemandangan yang indah, tanyakan kepada mereka mengapa Allah menutupi padang-padang dan hutan dengan aneka ragam warna yang indah. Mengapa tidak semuanya ditutupi oleh warna coklat? Bilamana mereka mengumpulkan bunga-bunga, tuntun mereka untuk berpikir mengapa Ia memeliharakan bagi kita keindahan daripada benda-benda yang dari Eden itu. Ajar mereka untuk memperhatikan bukti-bukti yang ada di mana-mana yang nyata di dalam alam tentang pikiran Allah bagi kita, disesuaikannya secara ajaib akan segala perkara itu kepada kebutuhan dan kebahagiaan kita.15 Kendalikan Kegiatan Masa Kanak-kanak. Para orang tua tidak perlu merasa bahwa adalah perlu menghalangi kegiatan anak-anak mereka, tetapi mereka harus mengerti bahwa adalah perlu untuk menuntun dan melatih mereka dalam arah yang benar dan patut. Dorongan yang aktif ini adalah bagaikan pohon anggur, yang, jikalau tidak dikendalikan, akan merambat ke atas setiap tunggul dan semak-belukar, dan mengikatkan ranting-rantingya kepada benda penopang yang rendah. Jikalau pohon-pohon anggur itu tidak dilatih untuk memperoleh alat penopang yang sepatutnya, maka mereka hanya memboroskan tenaga mereka dengan tidak ada tujuan. Demikian pula halnya dengan anak-anak. Kegiatan mereka harus dituntun dalam arah yang benar. Berikan kepada tangan dan pikiran mereka sesuatu untuk dikerjakan yang akan memperkembangkan mereka dalam usaha jasmani dan pikirani.

Membimbing Mendidik Anak Pasal 3

PASAL 3
Waktu untuk Memulai Pendidikan Anak

Pendidikan Dimulai Semenjak Bayi. Kata "pendidikan" berarti lebih daripada menempuh satu pelajaran di sekolah. Pendidikan dimulai semenjak seseorang masih bayi di tangan ibunya. Sementara ibu sedang-membentuk tabiat anak-anaknya, ia sedang mendidik mereka.' Orang tua mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah, dan bilamana mereka telah melakukan hal ini, mereka beranggapan bahwa mereka telah mendidik anak-anak mereka itu. Tetapi pendidikan adalah suatu hal yang jauh lebih luas daripada yang disangka oleh banyak orang: itu mencakup seluruh proses oleh mana seorang anak dilatih semenjak bayi sampai kepada masa kanak-kanak, dari masa kanak-kanak kepada masa muda, dan dari masa muda sampai kepada masa dewasa. Segera setelah seorang anak sanggup untuk membentuk satu ide, pendidikannya harus dimulai.2 Mulai pada Waktu Pikiran Itu Paling Mudah untuk Diajar. Pekerjaan mendidik dan melatih harus dimulai pada masa bayi; oleh karena pada saat itu pikirannya paling mudah diajar, dan pelajaran-pelajaran yang diberikan akan diingat.3 Anak-anak harus dilatih dengan sungguh-sungguh di dalam satu sekolah rumah tangga dari sejak buaian sampai kepada masa dewasa. Dan, sebagaimana halnya di dalam satu sekolah yang teratur dengan baik, maka para guru sendiri akan memperoleh pengetahuan yang penting; para ibu terutama yang merupakan guru kepala di dalam rumah tangga, akan mempelajari pelajaran-pelajaran yang paling berharga di dalam kehidupannya.4 Tugas orang tualah untuk mengucapkan kata-kata yang benar.... Hari demi hari para orang tua harus mempelajari di dalam sekolah Kristus pelajaran-pelajaran dari Seorang yang mengasihi mereka. Kemudian cerita tentang kasih Allah yang kekal itu akan diceritakan kembali di dalam sekolah rumah tangga kepada kawanan domba yang masih kecil itu. Dengan demikian, sebelum kuasa berpikir itu berkembang dengan sepenuhnya, anak-anak bisa memperoleh satu roh yang benar dari orang tua mereka.5 Pelajari Soal Pendidikan Anak pada Masa Awal Hidupnya. Pendidikan anak pada awal hidupnya adalah suatu bahan pelajaran yang harus dipelajari dengan saksama oleh semua orang. Kita harus menjadikan pendidikan anak-anak kita sebagai suatu usaha, oleh karena keselamatan mereka sebagian besar bergantung atas pendidikan yang diberikan kepada mereka pada masa kanak-kanaknya. Para orang tua dan wali itu sendiri harus mempertahankan kesucian hati dan hidup, jikalau mereka ingin agar anak mereka suci. Sebagai bapa dan ibu, kita harus mendidik dan mendisiplin diri kita sendiri. Kemudian sebagai guru di dalam rumah tangga, kita dapat melatih anak-anak kita, sambil mempersiapkan mereka untuk menerima warisan yang baka.6 Adakan Satu Permulaan yang Benar. Anak-anakmu adalah milik Allah yang telah dibeli dengan suatu harga. Berusahalah dengan sungguh-sungguh, hai para bapa dan ibu, untuk memperlakukan mereka dengan suatu cara seperti cara Kristus.7 Anak-anak muda harus dilatih dengan hati-hati dan dengan bijaksana, karena kebiasaan-kebiasaan salah yang telah dibentuk pada masa kanakkanak dan masa muda sering terbawa-bawa seumur hidup. Semoga Allah menolong kita untuk menyadari perlunya untuk memulai dengan benar.8 Pentingnya Mendidik Anak yang Pertama. Anak yang pertama terutarna sekali harus dididik dengan amat hati-hati, karena ia akan mendidik anak-anak yang berikutnya. Anak-anak bertumbuh sesuai dengan pengaruh dari mereka yang ada di sekelilingnya. Jikalau mereka ditangani oleh orang-orang yang suka ribut dan gaduh, maka merekapun akan menjadi ribut dan hampir-hampir tidak dapat dikendalikan.9 Tanaman Satu Bahari Pelajaran di dalam Mendidik Anak. Pertumbuhan yang lambat laun dari sebuah tanaman mulai dari benih adalah satu bahan pelajaran di dalam pendidikan anak. "Mula-mula kecambah, kemudian mayangnya, akhirnya butir gandum yang sepenuh-penuhnya di dalam mayang itu." Markus 4:28. Ia yang memberikan perumpamaan ini telah menciptakan benih yang kecil itu, dan memberikan kepadanya kuasa kehidupan, dan menetapkan undang-undang yang mengatur pertumbuhannya dan kebenaran-kebenaran yang diajarkan oleh perumpamaan itu telah dijadikan sebagai satu kenyataan di dalam hidup-Nya sendiri. Ia, Yang Mulia di dalam sorga itu, Raja kemuliaan, telah menjadi seorang bayi di Betlehem dan untuk sementara waktu menyerupai seorang bayi yang tidak berdaya di pangkuan ibunya. Di dalam masa kanak-kanak-Nya Ia berkata-kata dan berlaku seperti seorang kanak-kanak, sambil menghormati orang tua-Nya dan rnelaksanakan kemauan mereka dengan cara yang amat menolong. Tetapi dari sejak timbulnya kuasa untuk berpikir Ia senantiasa bertumbuh di dalarn anugerah dan di dalam satu pengetahuan akan kebenaran.
1.Good Health, Juli 1880. 2. Review and Herald, 27 Juni, 1899 3. Letter 1, 1887. 4. Pacific Health Journal, Mei, 1890. 5. Naskah 84, 1897. 6 Review and Herald, 8 Sept. 1904. 7. Naskah 126, 1897. 8. The Gospel Herald, 24 Desember 1902. 9. Naskah 64, 1899 10. Pendidikan, hlm. 106, 107

Membimbing Mendidik Anak pasal 2

PASAL 2
Guru-guru yang Pertama

 Orang Tua Harus Mengerti Tanggung Jawab Mereka. Ibu dan bapa harus menjadi guru-guru yang pertama bagi anak-anak mereka.' Para bapa dan ibu perlu memahami tanggung jawab mereka. Dunia ini penuh dengan jerat bagi kaki orang-orang muda. Banyak orang tertarik oleh satu kehidupan yang mementingkan diri dan kepelesiran yang penuh hawa nafsu. Mereka tidak dapat melihat adanya bahaya-bahaya yang tersembunyi ataupun akhir yang menakutkan daripada jalan yang kelihatannya kepada mereka seperti jalan kebahagiaan. Melalui pemanjaan selera dan nafsu, tenaga mereka diboroskan, dan jutaan manusia binasa bagi dunia ini dan dunia yang akan datang. Para orang tua harus mengingat bahwa anak-anak mereka harus menghadapi segala godaan ini. Sebelum anak itu dilahirkan, persiapan harus sudah dimulai yang akan menyanggupkan dia untuk menghadapi peperangan melawan kejahatan dengan berhasil.2 Lebih daripada hikmat manusia dibutuhkan oleh orang tua pada setiap langkah, agar mereka dapat mengerti bagaimana mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya untuk kehidupan yang berguna dan berbahagia sekarang ini, dan untuk pelayanan yang lebih tinggi dan kebahagiaan yang lebih besar di akhirat nanti.3 Pendidikan Anak adalah Satu Bagian yang Penting dalam Rencana Allah. Pendidikan anak merupakan suatu bagian yang penting dari rencana Allah untuk menunjukkan kuasa kekristenan. Satu tanggung jawab yang khidmat terletak di atas bahu para orang tua untuk mendidik anak-anak mereka demikian rupa sehingga bilamana mereka terjun ke dalam dunia ini, mereka akan berbuat yang baik dan bukan yang jahat kepada orang-orang yang bergaul dengan mereka.4 Para orang tua janganlah menganggap remeh pekerjaan mendidik anak-anak mereka, atau melalaikannya dengan alasan apapun. Mereka harus menggunakan banyak waktu dalam mempelajari dengan saksama akan hukum yang mengatur kehidupan kita ini. Mereka harus menjadikannya sebagai tujuan yang utama untuk memahami cara untuk memperlakukan anak-anak mereka dengan sepatutnya, agar mereka dapat mengembangkan suatu pikiran yang sehat di dalam tubuh yang sehat.... Banyak yang mengaku sebagai pengikut Kristus telah mengabaikan tugas-tugas rumah tangga dengan cara yang menyedihkan; mereka tidak menyadari akan sucinya dan pentingnya tugas yang telah diletakkan Allah di dalam tangan mereka, untuk membentuk tabiat anak-anak mereka demikian rupa agar mereka memiliki kekuatan akhlak untuk melawan banyak godaan yang bisa menjerat kaki orang muda.5 Kerja sama dengan Allah Perlu. Kristus tidak meminta kepada Bapa agar memindahkan murid-murid-Nya dari dalam dunia ini, melainkan untuk memeliharakan mereka dari kejahatan yang ada di dalam dunia ini, untuk memeliharakan mereka agar jangan menyerah kepada penggodaan yang akan mereka hadapi dari segala penjuru. Doa seperti ini harus diucapkan oleh para bapa dan ibu bagi anak-anak mereka. Tetapi akankah mereka berdoa kepada Allah, dan kemudian membiarkan mereka untuk berbuat sesuka hatinya? Allah tidak dapat menjaga anak-anak dari kejahatan jikalau orang tua tidak bekerja sama dengan Dia. Dengan penuh keberanian dan kesukaan orang tua harus melakukan tugas mereka, dan terus melaksanakannya dengan usaha yang tidak mengenal lelah.6 Jikalau orang tua mau merasa bahwa mereka tidak pernah dibebaskan dari beban mereka untuk mendidik dan melatih anak-anak mereka bagi Allah, jikalau mereka mau melakukan pekerjaan mereka dengan iman, sambil bekerja sama dengan Allah melalui doa yang tekun dan usaha yang sungguh-sungguh, maka mereka akan berhasil di dalam membawa anak-anak mereka kepada Juruselamat.7 Bagaimana Sepasang Suami-isteri Memenuhi Tanggung Jawab Mereka Seorang malaikat dari sorga telah datang untuk memberikan petunjuk kepada Zakharia dan Elisabet bagaimana mereka harus melatih dan mendidik anak mereka, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan Allah dalam menyediakan seorang pesuruh untuk memberitakan kedatangan Kristus. Sebagai orang tua mereka harus dengan setia bekerja sama dengan Allah dalam membentuk satu tabiat di dalam diri Yohanes sehingga akan menjadikan dia layak untuk melaksanakan bagian yang telah ditetapkan Allah baginya sebagai seorang pekerja yang sanggup. Yohanes adalah anak yang lahir pada masa tua mereka, ia adalah seorang anak mujizat, dan orang tua itu bisa saja berpikir bahwa ia mempunyai satu tugas istimewa yang harus dilakukannya bagi Tuhan dan Tuhan akan memeliharakan dia. Tetapi orang tua itu tidaklah berpikir demikian, mereka pindah ke satu tempat yang terpencil di negeri itu, di mana anak mereka tidak akan terbuka kepada penggodaan-penggodaan yang ada di dalam kota besar, atau terpengaruh untuk menyimpang dari nasihat dan petunjuk yang mereka berikan kepadanya sebagai orang tua. Mereka melaksanakan bagian mereka di dalam mengembangkan suatu tabiat di dalam diri anak itu yang di dalam segala hal akan memenuhi tujuan yang telah ditetapkan Allah dalam hidupnya.... Dengan khidmat mereka laksanakan tanggung jawab mereka.8 Anggaplah Anak-anak Sebagai Barang yang Dipercayakan. Para orang tua harus menganggap anak-anak mereka sebagai sesuatu yang dipercayakan Allah kepada mereka untuk dididik bagi kekeluargaan yang di sorga. Didik mereka di dalam takut dan kasih akan Allah; oleh karena "takut akan Allah itu adalah permulaan daripada hikmat." 9 Mereka yang setia kepada Allah akan mewakili Dia di dalam kehidupan rumah tangga. Mereka akan menganggap pendidikan anak-anak mereka sebagai suatu tugas yang suci, yang telah dipercayakan kepada mereka oleh Yang Mahatinggi.' Orang Tua Harus Memenuhi Syarat Sebagai Guru-guru Kristen. Pekerjaan orang tua, yang amat berarti itu, sangat diabaikan. Bangunlah, hai orang tua, dari tidur rohanimu itu dan ingatlah bahwa pengajaran yang pertama yang diterima oleh anak-anak haruslah diberikan kepadanya melalui engkau. Engkau harus mengajar anak-anakmu yang masih kecil untuk mengenal Kristus. Pekerjaan ini harus kamu mulai sebelum setan menaburkan benihbenihnya di dalam hati mereka. Kristus memanggil anak-anak, dan mereka harus dituntun supaya datang kepada-Nya, dididik di dalam kebiasaan yang rajin, rapih dan teratur. Ini adalah disiplin yang dikehendaki Kristus supaya diterima oleh mereka.11 Dosa akan ada di hadapan orang tua kecuali mereka berusaha menjadikan diri mereka sanggup untuk menjadi guru-guru Kristen yang bijaksana dan selamat.12 Persatuan di Antara Orang Tua Perlu. Suami dan isteri harus bersatu dengan erat sekali di dalam pekerjaan mereka di sekolah rumah tangga. Mereka harus lemah lembut dan berhati-hati di dalam kata-kata mereka, agar jangan mereka membuka pintu penggodaan yang dengannya setan akan masuk untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan. Mereka harus manis budi dan sopan terhadap satu sama lain, sambil bertindak demikian rupa sehingga mereka dapat saling menghormati satu dengan yang lainnya. Yang satu harus-menolong yang lainnya untuk membawakan ke dalam rumah tangga suatu suasana yang menyenangkan dan baik. Mereka tidak boleh berselisih di hadapan anak-anak mereka. Martabat Kristen harus selalu dijunjung tinggi.13 Guru yang Khusus yang Diberikan kepada Setiap Anak. Ibu haruslah selalu berdiri di tempat yang terdepan di dalam pekerjaan untuk mendidik anak-anak, sementara tugas yang besar dan penting terletak di atas bahu bapa, maka ibu, oleh adanya hubungan yang terus-menerus dengan anak-anaknya, terutama sekali selama tahun-tahun permulaan masa hidup mereka, harus selalu menjadi guru dan teman mereka yang khusus.14 Satu Pendidikan yang Lebih Luas Daripada Sekedar Petunjuk. Para orang tua harus mempelajari pelajaran-pelajaran penurutan yang ketat kepada suara Allah, yang berkata-kata kepada mereka melalui Firman-Nya; dan apabila mereka mempelajari hal ini, mereka dapat mengajar anak-anak mereka untuk menghormati dan menurut baik dalam kata-kata atau perbuatan. Inilah pekerjaan yang harus selalu dilaksanakan di dalam rumah tangga. Mereka yang melaksanakannya akan terangkat tinggi, sambil menyadari bahwa mereka harus juga mengangkat anak-anak mereka. Pendidikan ini berarti lebih daripada sekedar petunjuk.15 Pekerjaan yang Sembarangan Tidak Berkenan. Pekerjaan yang sembarangan di dalam rumah tangga tidak akan terlepas dari pengamatan di dalam pehukuman. Iman dan perbuatan harus digabungkan oleh para orang tua Kristen. Sebagaimana Ibrahim memerintahkan rumah tangganya untuk menuruti dia, demikian pula mereka harus memerintah rumah tangga mereka untuk menuruti mereka. Ukuran yang harus ditegakkan oleh setiap orang tua telah diberikan: "Mereka harus memelihara jalan Tuhan." Setiap jalan lain adalah satu jalan yang menuntun, bukan ke kota Allah, tetapi ke dalam tempat sipembinasa.16 Biarlah Para Orang Tua Memeriksa Kembali Pekerjaan Mereka. Maukah para orang tua memeriksa kembali pekerjaan - mereka dalam mendidik dan melatih anak-anak mereka, dan mempertimbangkan apakah mereka telah melaksanakan tugas mereka seluruhnya di dalam pengharapan dan iman agar supaya anak-anak ini bisa menjadi satu mahkota kesukaan pada hari Tuhan Yesus? Sudahkah mereka berusaha demikian rupa demi kesejahteraan anak-anak mereka sehingga Yesus dapat memandang ke bawah dari sorga dan oleh karunia Roh-Nya menyucikan usaha mereka? Para orang tua, adalah kesempatan bagimu untuk mempersiapkan anak- anakmu untuk menjadi satu manfaat yang paling tinggi di dalam hidup yang sekarang ini, dan untuk menikmati pada akhirnya kemuliaan daripada kehidupan yang akan datang.
1. Naskah 67, 1903. 2. Pekerjaan Penyembuhan, hal. 371. 3. Review and Herald, Sept. 13, 1881. 4. Signs of the Times, 25 Sept. 1901. 5. Pacific Health Journal, April 1890. 6. Review and herald, 9 Juli 1901. 7. Signs of the Times, 9 April 1896. 8. Signs of the Times, 16 April, 1896 9. Idem 10. Naskah 103, 1902. 11. Review and Herald, 9 Okt. 1900. 12. Naskah 38, 1895. 13. Letter 272, 1903. 14. Pacific Health Journal, Januari, 1890. I5. Naskah 84, 1897. 16. Review and Herald, 30 Maret 1897 17. Good Health, Januari, 1880.

Lanjutan Buku Membimbing mendidik anak Pasal 1


Pentingnya Sekolah Rumah Tangga

Pendidikan Dimulai di dalam Rumah Tangga. Di dalam rumah tanggalah pendidikan anak harus dimulai. Di sinilah sekolahnya yang pertama. Di sini, dengan orang tua sebagai guru, ia harus mempelajari pelajaran-pelajaran yang harus menuntun dia sepanjang umur hidupnya—pelajaran tentang sikap hormat, penurutan, dan pengendalian diri. Pengaruh pendidikan rumah tangga adalah satu kuasa yang besar bagi yang baik atau yang jahat. Semuanya itu di dalam banyak hal terjadi dengan diam-diam dan lambat, tetapi jikalau digunakan untuk yang benar, semuanya itu akan merupakan suatu kuasa yang meluas bagi kebenaran. Jikalau anak tidak dididik dengan benar di sini, Setan akan mendidiknya melalui alat-alat yang dipilihnya. Dengan demikian, betapa pentingnya sekolah rumah tangga itu! Di Sini Fondasi Diletakkan. Di atas bahu semua orang tua-terdapat tanggung jawab untuk memberikan pendidikan jasmani, mental dan rohani. Haruslah menjadi tujuan setiap orang tua untuk mengembangkan di dalam diri anaknya satu tabiat yang seimbang dan simetris. Ini bukanlah suatu pekerjaan yang kurang penting—satu pekerjaan yang menuntut pemikiran dan doa yang sungguh-sungguh sebagaimana juga usaha yang sabar dan tekun. Sebuah dasar yang benar harus diletakkan, sebuah kerangka, yang kuat dan teguh, harus didirikan; dan kemudian hari demi hari pekerjaan membangun, menghaluskan, menyempurnakan, harus berlangsung terus.2 Jangan Berikan Sesuatu kepada Anak Kecuali Hak Ini. Orang tua, ingatlah bahwa rumah tanggamu adalah sebuah sekolah latihan, di mana anak-anakmu harus disediakan untuk rumah yang di atas. Lebih baik mereka tidak memperoleh sesuatu yang lainnya asalkan mereka mendapat pendidikan yang harus mereka terima pada tahun-tahun permulaan dari kehidupan mereka. Jauhkan kata-kata yang kasar. Ajar anak-anakmu untuk menjadi baik hati dan sabar. Ajar mereka untuk memikirkan kepentingan orang lain. Dengan demikian engkau sedang menyediakan mereka untuk pelayanan yang lebih tinggi dalam perkara-perkara keagamaan.3 Rumah tangga haruslah menjadi satu sekolah persiapan, di mana kanak-kanak dan orang-orang muda bisa dijadikan layak untuk melayani Guru itu, sebagai persiapan untuk mengikuti sekolah yang lebih tinggi di dalam kerajaan Allah.4 Bukan Satu Soal yang Remeh. Janganlah pendidikan rumah tangga dianggap sebagai soal yang temeh. Ini menempati tempat yang utama di dalam segala pendidikan yang benar. Para ibu dan bapa telah mempercayakan kepada diri mereka sendiri tugas untuk membentuk pikiran anak-anak mereka.5 Betapa mengejutkan pribahasa ini, "Apabila ranting dibengkokkan, maka pohon itupun turut menjadi bengkok." Hal ini harus diterapkan kepada pendidikan anak-anak kita. Para orang tua, maukah engkau mengingat bahwa pendidikan anak-anakmu dari sejak tahun-tahun pertama kehidupan mereka itu telah dipercayakan kepadamu sebagai satu tugas yang suci? Pohon-pohon yang masih muda ini harus dididik dengan lemah lembut, agar mereka bisa ditanam di dalam taman Allah. Bagaimanapun juga pendidikan rumah tangga jangan sampai diabaikan. Mereka yang melalaikannya sedang melalaikan tugas keagamaan.6 Tujuan Utama Pendidikan Rumah Tangga. Pendidikan rumah tangga berarti banyak. Ini merupakan sesuatu yang mempunyai tujuan yang luas: Ibrahim disebut sebagai bapa orang percaya. Di antara perkara-perkara yang telah menjadikan dia sebagai suatu teladan yang menonjol daripada peribadatan adalah penurutan yang ketat yang diadakan di dalam rumah tangganya terhadap hukum-hukum Allah. Ia memupuk agama dalam rumah tangga. Ia yang melihat pendidikan yang diberikan di dalam setiap rumah tangga, dan yang mengukur pengaruh daripada pendidikan ini, berkata, "Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anakanaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan."7 Allah telah memerintahkan bangsa Ibrani supaya mengajar anak-anak mereka tentang segala tuntutan-Nya, dan menjadikan mereka untuk mengerti akan segala perlakuan- Nya terhadap bangsa mereka. Rumah tangga dan sekolah adalah satu. Gantinya bibir yang asing, para ibu dan bapa yang penuh kasih harus memberikan petunjuk-petunjuk kepada anak-anak mereka. Pemikiran tentang Allah dihubungkan dengan segala peristiwa yang se harihari di dalam rumah tangga. Perbuatan Allah yang hebat dalam membebaskan umat-Nya diceritakan kembali dengan menarik dan dengan sikap yang penuh rasa hormat. Kebenaran-kebenaran yang agung dari pimpinan Allah dan kehidupan dihari depan ditanamkan di dalam pikiran yang masih muda itu. Pikiran itupun menjadi biasa dengan perkara yang benar, yang baik dan yang indah. Dengan menggunakan gambar-gambar dan lambang pelajaran-pelajaran yang diberikan itu memperoleh gambarannya, dan dengan demikian itu lebih tertanam di dalam ingatan mereka. Melalui imajinasi yang dihidupkan ini anak itu, mulai dari masa bayi, dibawa ke dalam rahasia-rahasia, hikmat dan pengharapan leluhumya, dan menuntun di dalam satu jalan pemikiran dan perasaan dan sikap menunggu, yang menjangkau perkara-perkara yang ada di seberang hal-hal yang kelihatan dan fana kepada yang tidak kelihatan dan baka.8 Ini Mendahului dan Merupakan Persiapan untuk Sekolah Biasa. Pekerjaan orangtua mendahului pekerjaan guru. Mereka mempunyai sekolah rumah tangga-kelas pertama. Jikalau mereka berusaha dengan seksama dan denganIni mendahului dan merupakan Persiapan untuk Sekolah Biasa. disertai doa untuk mengetahui dan melakukan tugas mereka, maka mereka akan mempersiapkan anak-anak mereka untuk memasuki kelas dua-untuk menerima petunjuk-petunjuk dari guru.9 Ini Membentuk Tabiat. Rumah tangga dapat menjadi seperti sebuah sekolah di mana tabiat anak-anak benar-benar dibentuk menurut pola sebuah istana.l Pendidikan di dalam Rumah Tangga di Nazaret. Yesus memperoleh pendidikan-Nya di dalam rumah tangga. Ibu-Nya adalah guru-manusia-Nya yang pertama. Dari bibirnya, dan dari gulungan kitab nabi-nabi, Ia telah mempelajari perkara-perkara sorga. Ia hidup di dalam sebuah rumah tangga yang sederhana dan dengan, setia serta dengan kegembiraan mengambil bagian untuk memikul beban rumah tangga. Ia yang menjadi pemerintah sorga telah rela menjadi seorang hamba, seorang anak yang penuh kasih dan penurutan. Ia mempelajari suatu mata pencaharian, dan dengan tanganNya sendiri bekerja di dalam pertukangan kayu bersama dengan Yusuf. "11 1. Counsels to Parents, Teachers! and Studentss hal.107. 2. Idem, hal. 107, 108. 3. Naskah 102, 1903. 4. Naskah 7, 1889 5. Review and Herald, 6 luni 1899. 6. Naskah 84, 1897. 7. Surat 9, 1904 8. Dasar Pendidikan Kristen, hal. 95, 96. 9. Review and Herald, 3 Juni 1882. 10. Naskah 136, 1898. 11. Pekerjaan Penyembuhan, hal. 399, 400.

Membimbing dan Mendidik Anak

Kepada Para Pembaca

Adalah merupakan kesempatan bagi para orang tua untuk membawa anak-anak mereka ke pintu gerbang kota Allah, sambil berkata, "Aku telah berusaha mendidik anak-anakku untuk mengasihi Tuhan, untuk melakukan kehendak-Nya, dan memuliakan-Nya." Kepada mereka ini pintu gerbang akan dibukakan, dan para orang tua serta anak-anak akan masuk ke dalamnya. Tetapi tidak semua bisa masuk. Beberapa akan tertinggal di luar bersama dengan anak-anak mereka, yang tabiatnya tidak diubahkan oleh penyerahan kepada kehendak Allah. Sebuah tangan diangkat ke atas, dan kata-kata diucapkan, "Engkau telah mengabaikan tugas-tugas rumah tangga. Engkau telah gagal untuk melaksanakan tugas yang akan melayakkan jiwa bagi satu rumah di dalam sorga. Engkau tidak bisa masuk ke dalam." Gerbang itu ditutup kepada anak-anak oleh karena mereka tidak belajar untuk melakukan kehendak Allah, dan kepada orang tua oleh karena mereka telah melalaikan tanggung jawab yang ada di atas bahu mereka.' Terang telah terpancar dari Firman Allah dan kesaksian-kesaksian dari . Roh-Nya sehingga tidak seorangpun perlu untuk berbuat kesalahan sehubungan dengan tugas mereka. Allah menuntut para orang tua untuk membesarkan anak-anak mereka untuk mengenal Dia dan menghormati akan tuntutan-tuntutan-Nya; mereka harus mendidik anak-anak mereka yang masih kecil, sebagai anggota yang lebih muda dari kekeluargaan Tuhan, untuk memiliki tabiat yang indah dan sifat-sifat yang baik, agar mereka layak untuk bersinar-sinar di dalarn istana sorga. Oleh melalaikan tugas mereka dan memanjakan anak-anak di dalam hal-hal yang salah, maka para orang tua menutup gerbang kota Allah kepada mereka. Kenyataan-kenyataan ini harus ditanamkan di dalam diri para orang tua; mereka harus bangkit dan memulaikan kembali tugas yang sudah lama diabaikan. Ellen White. 1. Manuscript 31, 1909. 2. Testimonies for the Church,Vol. 5, hal. 325, 326