PASAL 3
Waktu untuk Memulai Pendidikan Anak
Pendidikan Dimulai Semenjak Bayi. Kata "pendidikan" berarti lebih
daripada menempuh satu pelajaran di sekolah. Pendidikan dimulai
semenjak seseorang masih bayi di tangan ibunya. Sementara ibu
sedang-membentuk tabiat anak-anaknya, ia sedang mendidik mereka.'
Orang tua mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah, dan bilamana mereka
telah melakukan hal ini, mereka beranggapan bahwa mereka telah
mendidik anak-anak mereka itu. Tetapi pendidikan adalah suatu hal yang
jauh lebih luas daripada yang disangka oleh banyak orang: itu mencakup
seluruh proses oleh mana seorang anak dilatih semenjak bayi sampai
kepada masa kanak-kanak, dari masa kanak-kanak kepada masa muda, dan
dari masa muda sampai kepada masa dewasa. Segera setelah seorang anak
sanggup untuk membentuk satu ide, pendidikannya harus dimulai.2
Mulai pada Waktu Pikiran Itu Paling Mudah untuk Diajar. Pekerjaan
mendidik dan melatih harus dimulai pada masa bayi; oleh karena pada
saat itu pikirannya paling mudah diajar, dan pelajaran-pelajaran yang
diberikan akan diingat.3
Anak-anak harus dilatih dengan sungguh-sungguh di dalam satu sekolah
rumah tangga dari sejak buaian sampai kepada masa dewasa. Dan,
sebagaimana halnya di dalam satu sekolah yang teratur dengan baik, maka
para guru sendiri akan memperoleh pengetahuan yang penting; para ibu
terutama yang merupakan guru kepala di dalam rumah tangga, akan
mempelajari pelajaran-pelajaran yang paling berharga di dalam
kehidupannya.4
Tugas orang tualah untuk mengucapkan kata-kata yang benar.... Hari
demi hari para orang tua harus mempelajari di dalam sekolah Kristus
pelajaran-pelajaran dari Seorang yang mengasihi mereka. Kemudian
cerita tentang kasih Allah yang kekal itu akan diceritakan kembali di
dalam sekolah rumah tangga kepada kawanan domba yang masih kecil itu.
Dengan demikian, sebelum kuasa berpikir itu berkembang dengan
sepenuhnya, anak-anak bisa memperoleh satu roh yang benar dari orang
tua mereka.5
Pelajari Soal Pendidikan Anak pada Masa Awal Hidupnya. Pendidikan anak
pada awal hidupnya adalah suatu bahan pelajaran yang harus dipelajari
dengan saksama oleh semua orang. Kita harus menjadikan pendidikan
anak-anak kita sebagai suatu usaha, oleh karena keselamatan mereka
sebagian besar bergantung atas pendidikan yang diberikan kepada mereka
pada masa kanak-kanaknya. Para orang tua dan wali itu sendiri harus
mempertahankan kesucian hati dan hidup, jikalau mereka ingin agar anak
mereka suci. Sebagai bapa dan ibu, kita harus mendidik dan mendisiplin
diri kita sendiri. Kemudian sebagai guru di dalam rumah tangga, kita
dapat melatih anak-anak kita, sambil mempersiapkan mereka untuk
menerima warisan yang baka.6
Adakan Satu Permulaan yang Benar. Anak-anakmu adalah milik Allah yang
telah dibeli dengan suatu harga. Berusahalah dengan sungguh-sungguh,
hai para bapa dan ibu, untuk memperlakukan mereka dengan suatu cara
seperti cara Kristus.7
Anak-anak muda harus dilatih dengan hati-hati dan dengan bijaksana,
karena kebiasaan-kebiasaan salah yang telah dibentuk pada masa
kanakkanak dan masa muda sering terbawa-bawa seumur hidup. Semoga
Allah menolong kita untuk menyadari perlunya untuk memulai dengan
benar.8
Pentingnya Mendidik Anak yang Pertama. Anak yang pertama terutarna
sekali harus dididik dengan amat hati-hati, karena ia akan mendidik
anak-anak yang berikutnya. Anak-anak bertumbuh sesuai dengan pengaruh
dari mereka yang ada di sekelilingnya. Jikalau mereka ditangani oleh
orang-orang yang suka ribut dan gaduh, maka merekapun akan menjadi
ribut dan hampir-hampir tidak dapat dikendalikan.9
Tanaman Satu Bahari Pelajaran di dalam Mendidik Anak. Pertumbuhan yang
lambat laun dari sebuah tanaman mulai dari benih adalah satu bahan
pelajaran di dalam pendidikan anak. "Mula-mula kecambah, kemudian
mayangnya, akhirnya butir gandum yang sepenuh-penuhnya di dalam mayang
itu." Markus 4:28. Ia yang memberikan perumpamaan ini telah
menciptakan benih yang kecil itu, dan memberikan kepadanya kuasa
kehidupan, dan menetapkan undang-undang yang mengatur pertumbuhannya
dan kebenaran-kebenaran yang diajarkan oleh perumpamaan itu telah
dijadikan sebagai satu kenyataan di dalam hidup-Nya sendiri. Ia, Yang
Mulia di dalam sorga itu, Raja kemuliaan, telah menjadi seorang bayi
di Betlehem dan untuk sementara waktu menyerupai seorang bayi yang
tidak berdaya di pangkuan ibunya. Di dalam masa kanak-kanak-Nya Ia
berkata-kata dan berlaku seperti seorang kanak-kanak, sambil
menghormati orang tua-Nya dan rnelaksanakan kemauan mereka dengan cara
yang amat menolong. Tetapi dari sejak timbulnya kuasa untuk berpikir
Ia senantiasa bertumbuh di dalarn anugerah dan di dalam satu
pengetahuan akan kebenaran.
1.Good Health, Juli 1880.
2. Review and Herald, 27 Juni, 1899
3. Letter 1, 1887.
4. Pacific Health Journal, Mei, 1890.
5. Naskah 84, 1897.
6 Review and Herald, 8 Sept. 1904.
7. Naskah 126, 1897.
8. The Gospel Herald, 24 Desember 1902.
9. Naskah 64, 1899
10. Pendidikan, hlm. 106, 107
No comments:
Post a Comment