Ajar Mereka untuk Menjadi Penolong Sejak Kecil.
Sejak kecil anak-anak
harus diajar untuk menjadi seorang penolong. Segera setelah kekuatan
dan kuasa berpikir telah dikembangkan dengan cukup, ia harus diberi
tugas untuk dilaksanakan di dalam rumah tangga. Ia harus diberi
dorongan untuk berusaha menolong bapa dan ibu, diberi dorongan untuk
menyangkal dan mengendalikan diri sendiri, untuk menjadikan
kepentingan dan kebahagiaan orang lain lebih utama daripada
kepentingannya sendiri, untuk menunggu-nunggu kesempatan untuk
menggembirakan dan menolong saudara-saudara dan teman-teman bermain,
dan menunjukkan kebajikan kepada orang yang sudah lanjut usia, yang
sakit, dan yang malang. Lebih sempurna roh pelayanan yang sejati itu
memenuhi rumah tangga, maka akan lebih sempurna hal itu akan
dikembangkan di dalam hidup anak-anak. Mereka akan belajar untuk
memperoleh kebahagiaan di dalam pelayanan dan berkorban bagi kebajikan
orang lain.17
Para orang tua, tolonglah anak-anakmu untuk melakukan kehendak Allah
dengan menjadi setia di dalam melakukan tugas-tugas yang sebenarnya
menjadi bagian mereka sebagai anggota keluarga. Hal ini akan
memberikan kepada mereka suatu pengalaman yang amat berguna. Itu akan
mengajar mereka bahwa mereka tidak boleh memusatkan pikiran mereka
kepada diri mereka sendiri, melakukan kesenangan mereka sendiri, atau
menyenangkan diri mereka sendiri. Dengan sabar didik mereka untuk
melaksanakan bagian mereka di dalam lingkungan kekeluargaan.18
Bentuk Tabiat Melalui Perhatian dalam Hal-hal yang Kecil, yang Sering
Diulang-ulangi. Para orang tua, di dalam mendidik anak-anakmu,
ambillah pelajaran-pelajaran yang telah diberikan Allah di dalam alam.
Jikalau engkau mau memelihara sekuntum bunga mawar atau bunga bakung,
bagaimanakah engkau akan mengerjakannya? Tanyalah tukang kebun
bagaimana caranya ia menjadikan setiap cabang dan setiap helai daun
bertumbuh dengan indahnya, dan memperkembangkannya dengan begitu
sepadan dan elok. Ia akan menceritakan kepadamu bahwa bukanlah dengan
jamahan-jamahan yang kasar, bukan dengan usaha yang kejam; karena hal
ini hanyalah akan mematahkan cabang-cabang yang lembut itu. Dengan
memberikan per-hatian terhadap perkara-perkara yang kecil, yang
diulang-ulangi dengan sering. Ia sirami tanahnya dan lindungi tanaman
yang sedang bertumbuh itu dari angin yang keras dan dari teriknya sinar
matahari, dan Allah membuat mereka bertumbuh dan berkembang dengan
indahnya. Di dalam memperlakukan anak-anakmu, ikutilah cara dari
tukang kebun. Oleh jamahan yang lemah lembut, oleh pelayanan yang penuh
kasih sayang, berusahalah untuk membentuk tabiat mereka sesuai dengan
pola tabiat Kristus.19
Berikan Perhatian Terhadap Perkara yang Kecil-kecil. Betapa suatu
kesalahan yang besar telah diperbuat di dalam mendidik anak-anak dan
orang muda, dengan menganak-emaskan dan memanjakan mereka! Mereka jadi
mementingkan diri, tidak rapi, dan kekurangan tenaga di dalam perkara
perkara kecil di dalam hidup mereka. Mereka tidak dilatih untuk
memperoleh kekuatan tabiat dengan melaksanakan tugas sehari-hari,
betapapun tampaknya remeh adanya....
Tidak seorangpun akan disanggupkan bagi pekerjaan yang besar dan
penting, kecuali ia telah setia di dalam melaksanakan pekerjaan yang
kecil-kecil. Secara bertahapan tabiat dibentuk, dan bahwa jiwa itu
dilatih untuk menghasilkan usaha dan tenaga sebanding dengan tugas
yang harus dilaksanakan.20
Anak-anak yang Berbakat Memerlukan Pengawasan yang Lebih Besar. Kita
harus menjelaskan kepada pikiran anak-anak kita bahwa mereka bukanlah
milik mereka sendiri, untuk pergi dan datang, dan berpakaian dan
bertindak mcnurut kemauan mereka.... Jikalau mereka memiliki
penarikan pribadi dan kesanggupan-kesanggupan yang luar biasa, maka
pengawasan yang lebih tekun harus diadakan di dalam mendidik mereka
agar jangan segala pemberian ini diubahkan menjadi suatu kutuk, dan
digunakan demikian rupa sehingga tidak akan menyanggupkan mereka untuk
menghadapi kenyataan-kenyataan dalam hidup ini, dan melalui pujian dan
kesia-siaan dan sifat suka mempertontonkan, mereka akan menjadi tidak
layak untuk memperoleh suatu kehidupan yang lebih baik.21
Jauhkan Diri dari Perhatian yang Tidak Perlu-atau Pujian yang Palsu.
Tunjukkan sedikit saja perhatian kepada anak-anak. Biarlah mereka
belajar untuk menggembirakan diri. Jangan pertontonkan mereka di
hadapan tetamu sebagai seorang yang sangat pintar dan bijaksana,
melainkan biarkan rnereka sedapat-dapatnya kepada kesederhanaan
masa.kanak-kanak mereka. Salah satu sebab utama mengapa begitu banyak
anak-anak menjadi sombong, dan berani dan tidak bersikap hormat adalah
karena mereka diperhatikan dan dipuji terlalu banyak, dan
ucapan-ucapan mereka yang tajam dan menusuk diulang-ulangi pada
pendengaran mereka. Usahakan agar kita tidak mengeritik mereka dengan
tidak sepatutnya, dan jangan pula memberian pujian yang
berlebih-lebihan. Setan akan dengan segera menaburkan benih yang jahat
di dalam hati mereka, dan engkau jangan membantu dia di dalam
pekerjaannya.22
Membaca bagi Anak-anakmu. Para bapa dan ibu, carilah segala
pertolongan yang engkau bisa peroleh dengan mempelajari buku-buku dan
bahan bacaan. Ambil waktu untuk membaca bagi anak-anakmu.... Bentuklah
suatu lingkaran pembacaan di dalam rumah tangga, di mana setiap anggota
keluarga mengesampingkan segala kesibukan mereka, dan bersatu dalam
belajar. Terutama sekali anak-anak muda yang telah terbiasa membaca
buku-buku novel dan buku-buku cerita yang murahan akan memperoleh
manfaat dengan mengikuti pelajaran yang diadakan di dalam lingkungan
rumah tangga pada waktu malam.23
"Didik," Jangan "Katakan." Kepada orang tua telah dipercayakan
pekerjaan yang besar untuk mendidik dan melatih anak-anak mereka untuk
kehidupan yang kekal masa mendatang. Banyak bapa dan ibu seolah-olah
berpikir bahwa jikalau mereka telah memberikan makanan dan akaian
kepada anak-anak mereka, mereka telah melaksanakan tugas mereka.
Mereka terlalu sibuk dengan usaha dan kepelesiran mereka sehingga
tidak menjadikan pekerjaan mendidik anak-anak mereka sebagai sesuatu
yang harus mereka pelajari di dalam hidup mereka. Mereka tidak berusaha
untuk mendidik anak-anak mereka sehingga mereka ini akan menggunakan
bakat-bakat mereka untuk kemuliaan Penebus mereka. Salomo tidaklah
berkata, "Katakan kepada seorang anak tentang jalan yang harus ia
tempuh, dan bilamana ia sudah tua, maka ia tidak akan berpaling
daripadanya." Melainkan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang daripada
jalan itu."24
Didik Agar dapat Mengendalikan Diri. Tidak ada pekerjaan yang pernah
dilakukan oleh manusia yang memerlukan keahlian dan perhatian yang
lebih besar selain daripada mendidik dan melatih anak-anak dan orang
muda dengan sepatutnya. Tidak ada pengaruh-pengaruh yang lebih kuat
daripada pengaruh yang mengelilingi kita pada masa kecil kita....
Sifat manusia ada tiga rangkap, dan pendidikan yang dikemukakan oleh
Salomo mencakup perkembangan yang benar dari kuasa jasmani, pikirani,
dan akhlak. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan sebenarnya, para
orang tua dan guru itu sendiri mengerti "jalan yang patut baginya."
Hal ini mencakup lebih daripada suatu pengetahuan dari buku-buku atau
pelajaran-pelajaran di sekolah. Itu mencakup soal dipraktekkannya
sifat bertarak, manis budi persaudaraan, dan peribadatan;
dilaksanakannya tugas terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia,
dan terhadap Allah.
Pendidikan anak harus dilaksanakan dengan satu prinsip yang berbeda
daripada cara mendidik binatang yang tidak berakal. Binatang harus
sekedar dibiasakan untuk menurut kepada majikannya, tetapi seorang
anak harus diajar untuk mengendalikan dirinya sendiri. Kemauannya
harus dididik untuk menurut kepada perintah akal pikiran dan hati
nurani. Seorang anak bisa saja didisiplin demikian rupa sehingga,
seperti seekor binatang, tidak lagi mempunyai kemauannya sendiri, dan
ke pribadiannya hilang di dalam kepribadian gurunya. Pendidikan
seperti ini tidaklah-bijaksana, dan pengaruhnya amat membahayakan.
Anak-anak yang dididik dengan cara demikian akan menderita kekurangan
dalam sikap yang teguh dan dalam mengambil keputusan. Mereka tidak
diajar untuk bertindak menurut prinsip; kuasa berpikir mereka tidak
dikuatkan melalui penggunaannya. Sedapat-dapatnya, setiap anak harus
dilatih untu bersandar kepada dirinya sendiri. Dengan digunakannya
setiap kesanggupan yang ada, maka ia akan belajar di dalam hal apa ia
paling kuat dan dalam hal apa ia mempunyai kekurangan. Seorang pendidik
yang bijaksana akan memberikan perhatian yang khusus kepada
perkembangan sifat yang lebih lemah, agar anak itu bisa membentuk
tabiat yang seimbang dan serasi
1. Naskah 5, 1896
2. Review and Herald, 15 Sept. 1891
3. Pacific Health Journal, Januari, 1890
4. Signs of the Times 9 Peb. 1882
5. Fundamental of Christian Educatin, hlm. 442
6. Letter 28, 1890
7. Naskah, 33, 1909
8. Testimonies for the Church Jilid I hal 390
10. Counsels to Parents, Teacher and Students, hlm. 73.
11. Idem, hlm. 146.
12. Idem, hlm. 186, 187.
13. Signs of the Times, 13 Agust. 1896
No comments:
Post a Comment